PROBLEMATIKA MAHASISWA TUNARUNGU DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI SEKOLAH LUAR BIASA
Kata Kunci:
Problematika, Mahasiswa Tunarungu, Pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan, Sekolah Luar BiasaAbstrak
Program pengalaman lapangan adalah salah satu mata kuliah wajib yang di tempuh mahasiswa di lingkungan FKIP ULM tak terkecuali dengan mahasiswa tunarungu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) problematika mahasiswa tunarungu dalam pembuatan program pembelajaran; 2) problematika mahasiswa tunarungu dalam pelaksanaan kegiatan mengajar di kelas; 3) problematika mahasiswa tunarungu dalam pelaksanaan ujian; 4) problematika mahasiswa tunarungu dalam menyusun laporan akhir program pengalaman lapangan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif serta jenis penelitian deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah 5 orang mahasiswa tunarungu, 4 orang guru pamong serta 5 orang volunteer dari Unit Layanan Disabilitas. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik wawancara serta dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model analisis Miles dan Huberman, antara lain reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data penelitian ini menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) problematika mahasiswa tunarungu dalam pembuatan program pembelajaran yaitu 5 orang mahasiswa tunarungu mengalami kesulitan seperti memahami sistematika RPP, bingung dalam menyusun RPP, kesulitan berkomunikasi dengan bahasa isyarat ke guru pamong saat konsultasi. 2) problematika mahasiswa tunarungu dalam mengajar di kelas yaitu 4 orang mahasiswa tunarungu yang program pengalaman lapangan di SLB mengalami kesulitan seperti menyampaikan bahan ajar, lupa materi yang ingin disampaikan, kesulitan menilai hasil belajar siswa. 3) problematika mahasiswa tunarungu dalam pelaksanaan ujian yaitu 3 mahasiswa tunarungu mengalami kesulitan seperti mengerjakan UTS serta UAS. 4) problematika mahasiswa tunarungu dalam program laporan akhir yaitu 5 orang mahasiswa tunarungu mengalami kesulitan seperti sulit memahami sistematika yang ada di panduan program pengalaman lapangan, bingung dalam menyusun laporan akhir program pengalaman lapangan.
Referensi
Dasmo, D.,& Sumaryati, S. (2015). Peran Guru dan Dosen Pembimbing Terhadap Keberhasilan Program Pengalaman Lapangan Mahasiswa. Formatif: Jurnal Ilmilah Pendidikan MIPA, 4(1), 56-64. Diakses dari http://doi.org/10.30998/formatif.v4i1.139.
Haenudin. (2013). Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Tunarungu. Bandung: PT. Luxima Metro Media.
Ibrahim, R dan Nana Syaodih. (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Kunandar. (2011). Guru Profesional (Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Sukses dalam Sertifikasi Guru). Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Mukhibad, H & Susilowati, N. (2010). Studi Evaluasi Kompetensi Mengajar Mahasiswa Praktek Pengalaman Lapangan Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Semarang. Jurnal Lembaran Ilmu Kependidikan, 39 (2)
Mulyadi. (2015). Pembelajaran Matematika Di Sekolah Luar Biasa (SLB) Khusus Tunarungu Karnnamanohara Yogyakarta Tingkat SMP. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Nurrita, T. (2018). Pengembangan media pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Misykat: Jurnal Ilmu-ilmu Al-Quran, Hadist, Syari'ah dan Tarbiyah, 3(1), 171.
Panduan Program Pengalaman Lapangan 2020 Universitas Lambung Mangkurat
Pemerintahan Indonesia. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Permendiknas. (2009). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 Tahun 2009 Tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa.
Prasanti, D. (2018). Penggunaan Media Komunikasi Bagi Remaja Perempuan Dalam Pencarian Informasi Kesehatan. LONTAR: Jurnal Ilmu Komunikasi, 6(1), 13–21. Diakses dari https://doi.org/10.30656/lontar.v6i1.645.
Purwaningsih, D. R., & Sulisworo, D. (2015). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Bagi Anak Berkebutuhan Khusus (Tunarungu) SMK Kelas X Pokok. Bahasan Suhu dan Termometer Ilmiah XXIX HFI Jateng & DIY, April, 248–252.
Putra, E. A. (2015). Anak Berkesulitan Belajar di Sekolah Dasar Se-Kelurahan Kalumbuk Padang. Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus, 1(3), 71–76.Diakses dari http://103.216.87.80/index.php/jupekhu/article/viewFile/6065/4707
Putri, M. A. (2020). Perbandingan Penggunaan Bisindo Dan Sibidalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Lanjut Siswa Dengan Hambatan Pendengaran. Tesis. FKIP, Program Pendidikan Khusus, Universitas Pendidikan Indonesia
Rahmah, F. N. (2018). Problematika Anak Tunarungu Dan Cara Mengatasinya. Quality, 6(1),115. Diakses dari https://doi.org/10.21043/quality/v6i1.5744.
Soleh, A. (2014). Kebijakan Perguruan Tinggi Negeri Yogyakarta terhadap Penyandang Disabilitas. Jurnal Pendidikan Islam. 3 (1).
Subini, N. (2014). Pengembangan Pendidikan Inklusi Berbasis Potensi. Yogyakarta: Maxima.
Surya, H.M. (2008). Kapita Selekta Kependidikan SD, Jakarta: Universitas Terbuka.
Wahidmurni. (2017). Pemaparan Metode Penelitian Kualitatif. 1–17. Diakses dari https://doi.org/10.1038/132817a0.
Yuwono, I., & Utomo. (2015). Pendidikan Inklusif Paradigma Pendidikan Ramah Anak . Banjarmasin: Pustaka Banua
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2021 Universitas Lambung Mangkurat
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.